Siswa SMK Bina Utama Kendal Ciptakan Kompor Tenaga Surya

BANYAKNYA kasus  ledakan elpiji 13 kilogram, memotivasi beberapa siswa SMK Bina Utama Kendal untuk menciptakan sebuah inovasi pembuatan kompor bertenaga surya. Bahkan, kompor yang mulai dirakit sejak satu bulan lalu ini diklaim lebih aman, hemat energi dan efesien dibanding kompor gas dan kompor minyak tanah.

Dikarenakan, selain bisa digunakan untuk menyalakan kompor, energi sisa yang didapat dari matahari, bisa digunakan untuk penggunaan barang-barang elektronik lain seperti televisi, radio, strika dan sebagainya.
Seperti disampaikan Muhajirin, guru mata pelajaran Teknik Kendaraan Ringan SMK Bina Utama yang menjadi pendamping siswa, ide pembuatan kompor tenaga surya ini muncul dari siswa kelas tiga di sekolahnya.

“Dengan banyaknya kasus ledakan kompor gas, beberapa siswa mengusulkan untuk merancang sebuah kompor dari energi matahari. Karena fasilitas di sekolah ada, maka kita secara bersama-sama terlibat untuk menciptakannya. Dan hasilnya cukup memuaskan karena bisa dimanfaatkan,” katanya ketika ditemui di acara Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2010 di Pendapa Kabupaten Kendal, Senin kemarin (9/8).
Rp 3 Juta Menurutnya, untuk merancang satu komponen kompor tenaga surya dengan standar minimal, dibutuhkan biaya sekitar Rp 3 juta. Sementara untuk perakitan komponen yang tenaga listriknya bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga lain, dibutuhkan biaya sekitar Rp 5 juta.

“Untuk kompornya, bisa menggunakan kompor listrik yang sudah ada di pasaran. Yang kita rakit adalah komponen penyimpan daya dari sumber matahari, agar bisa digunakan sebagai energi menghidupkan kompor listrik. Salah satu alat yang dibutuhkan yaitu Solar Sell sebagai penyerap energi matahari yang nantinya akan diubah menjadi energi listrik,” papar dia.

Sementara, Tomi Saptio, siswa kelas III SMK Bina Utama yang dipercaya sebagai leader dalam perakitan kompor tenaga surya menambahkan, untuk menyimpan tenaga surya sebelum digunakan sebagai energi pemanas kompor dibutuhkan waktu sekitar tiga jam.

“Nantinya, energi matahari yang diserap dengan Solar Sell akan disimpan di dalam baterai. Sehingga juga bisa digunakan saat malam hari,” kata siswa yang mengaku bisa merakit komponen kompor tersebut dalam 20 menit.

“Pada siang hari, tenaga surya yang bisa diserap dan diubah menjadi tenaga listrik mencapai 90 volt. Sementara sore hari, hanya bisa mencapai 14 volt. Tenaga yang dibutuhkan untuk satu kompor 13 volt,” jelasnya.

Ditambahkan, kompor tenaga surya rakitan siswa mampu bertahan hingga 20 tahun pemakaian. Karena masih dalam tahap finishing, kompor tenaga surya ini, katanya, belum diproduksi secara massal.
“Pasalnya biaya yang dibutuhkan besar maka kita masih melayani pesanan saja. Selain aman dan hemat energi, kompor tenaga surya ini juga cepat panas,” jelasnya.

Best Regards,

Disampaikan oleh Ery Wijaya (http://erywijaya.wordpress.com , http://energyplanning.wordpress.co) di Mailinglist Kendal Online (www.kendalonline.net)

Baca juga : Jabon sebagai alternatif investasi dalam pertanian