Belajar dari Optimisme Deddy Corbuzier
Kemarin malam saya nonton sebuah acara Talk show di Kompas TV, acara tersebut mengundang Deddy Corbuzier sebagai bintang tamu + narasumber. Dalam perbincangan tersebut diceritakan bahwa Deddy menerima penghargaan internasional “Merlin Awards”, penghargaan ini sangat spesial karena hanya beberapa orang saja di dunia.
Saya tidak akan bahas mengenai penghargaan Merlin Awards tersebut, tetapi dalam perbincangan Deddy corbuzier itu ada beberapa kalimat yang benar-benar membuat saya tergertak, saya akan sampaikan di bawah ini tetapi bisa jadi penjabaran saya ini ada yang dilebihkan dan dikurangi, karena saya memang tidak merekam acara tersebut, hanya terekam di memori kepala saya yang sering lupa dan terkadang suka menambah-menambah, ok diantaranya sebagai berikut:
- Kita mau jadi apa aja bisa kok, kita bisa belajar, kita ingin jadi terkenal se-level dunia bisa, hanya perlu belajar dan fokus
- Saya mau berpenghasilan besar dari magician level dunia bisa kok,
- Saya kalau mau kerja di Hongkong, sekali pentas saya dibayar (sekian) dolar, tetapi saya ga mau.
- Intinya kita mau jadi apa aja bisa kok, hanya perlu belajar dan fokus, semua mungkin
- Kemudian kenapa saya tetep di Indonesia walau penghasilannya tidak sebesar kalau saya kerja di Hongkong atau di Amerika, karena kalau tadi yang saya sebutkan serba mungkin ternyata ada sesuatu yang tidak mungkin, yaitu “tidak mungkin saya jadi ayah dari ayah saya, saya tetep anak ayah saya”.
Adalagi, dia juga mengatakan bahwa, dia sangat optimis kalau dia tidak akan mungkin kehilangan pamor dan turun habis, dia hanya akan turun pamor, naik lagi, turun lagi dan naik lagi. Alasan itu yang membawa dia mendirikan sebuah toko dan toko ini sahamnya dimiliki oleh karyawan-karyawan dia, ini untuk menanggulangi ketika Deddy turun pamor dan tidak ada income maka karyawan bisa mengharapkan income dari toko tersebut. wow.