Agama, Kebenaran, Manusia dan Tuhan
Agama itu kata Tuhan, bukan kata pak kyai, kata pastur, ataupun kata pendeta. Terkadang ada pendeta, pastur, ataupun pak Kyai yang menafsirkan agama sesuai perutnya, ini yang kita harus hati-hati.
jika ada kyai, pastur, atau pendeta bicara “menurut agama…. begini dan begitu”, kita harus tanya “mana asal-usul ide anda sampai ke sumber Tuhan? karena yang saya tahu anda tidak pernah ketemu Tuhan”
-…
Dalam agama islam misalnya, sebenarnya sudah jelas, sebuah aturan itu dikatakan benar atau salah versi islam jika ada sumber yang jelas, runtutan sampai ke Tuhan. misalnya si A denger dari B, si B denger dari C, si C denger dari D, si D denger dari Nabi Muhammad, Nabi Muhammad denger dari Tuhan… ini yang disebut sanad.
kalau ada Kyai (misalnya namanya Sodrun) bilang “a-i-u-e-o” seharusnya orang islam tanya, “itu menurut elo atau menurut Tuhan?” kalau Kyai Sodrun bilang “menurut Tuhan”, maka orang islam harus tanya “kapan elo ketemu Tuhan Drun?”… kalau kyai Sodrun tidak bisa memberikan asal-usul dari ide nya / sanad, maka orang islam harus hati-hati, “jangan-jangan kyai Sodrun ini mengada-ada demi kepentingan diri sendiri”…
Jangan sampai orang islam percaya ke kyai Sodrun kalau Kyai Sodrun bilang ini “kalau kamu bayar aku satu juta dosamu lunas”