Leher kaku, Nyeri leher, itu karena malas olahraga
Leher kaku, nyeri leher, otot leher kaku, kaku leher, pundak kaku, otot leher kaku; demikian kira-kira kata-kata untuk mengutarakan rasa sakit yang aku rasakan satu bulan terakhir ini.
Satu bulan ini leher, punggung dan lengan saya berasa kaku dan nyeri. Sakitku ini kalau orang tua bilang “tengengen dan salah tidur”. Kebanyakan bilang ini efek dari masuk-angin, akhirnya aku konsumsi jamu tolak angin banyak banget tapi masih saja belum ada kesembuhan. Saya coba kerik dan kop plus pijat juga tidak ada perubahan kecuali sebentar. Rasa sakit ini cepet sekali hilang ketika dipijat, tetapi pagi kambuh lagi.
Ada opini yang lain, salah satu dari temenku bilang itu efek pengantin baru, tapi aku rasa itu tidak tepat soalnya saya berasa sakit ini sejak sebelum acara pernikahan.
Saya mulai risau karena rasa sakit ini sudah mau mendekati 1 bulan, atau bahkan sudah melewati satu bulan, makanya saya berfikir keras cari penyebabnya. Saya mengambil kesimpulan bahwa “masuk angin” ataupun “efek pengantin baru” ini tidak tepat. Aku harus cari jawaban.
Beberapa hari yang lalu kakak saya yang tukang reflexology mengatakan kalau saya kebanyakan kolesterol. Di hari berikutnya aku periksa ke dokter dan mendapatkan kesimpulan yang sama. Dokter menyarankan saya cek laborat, dokter menyarankan saya cek 4 hal;
– kolesterol
– asam urat
– trigliseride
– gula darah
Ternyata betul seperti yang diprediksikan oleh abang saya dan dokter tersebut, hasil dari cek laborat menunjukkan bahwa saya punya kelebihan “trigliseride” banyak dan kelebihan asam urat sedikit, memang trigliseride ini beda dengan kolesterol, tapi masih saudara dekatnya.
Pencarian di internet mengenai trigliseride ini menunjukkan bahwa trigliseride ini disebabkan kita kebanyakan konsumsi minyak goreng dan diikuti dengan kurangnya gerak. Sungguh ini nyata, saya memang selalu konsumsi minyak selama 10 tahun terakhir karena selalu makan di warung. Olahraga juga tidak pernah.
Saya memang tidak pernah olahraga, satu-satunya olahraga yang saya bisa dan suka hanya tenis meja, sayangnya tidak mudah mencari teman olahraga tenis meja, dan di kampung saya pun tidak ada GOR yang punya tenis meja. Pingin punya tenis meja sendiri tapi juga gak punya cukup uang dan tempat.
Sebenarnya solusi olahraga yang tanpa biaya dan bisa dilakukan oleh semua orang adalah “jalan kaki” atau “lari”, sayangnya rasa malas untuk melakukan hal itu selalu menghinggapi hampir semua orang karena beberapa alasan, diantaranya karena tidak menarik dan tidak adanya tantangan. Rata-rata olahraga memiliki nilai gamesnya, tetapi lari ini tidak ada unsur gamesnya sama sekali.
Kemudian saya mencoba cari cara untuk menghindari rasa malas lari ini. Saya pun menemukan caranya, yaitu dengan cara menambahkan unsur games di dalamnya.
Bagaimana unsur games ini..?
- saya jalan kaki/lari di jalan raya yang ada angkotnya
- misalnya dari kampung saya ada jalan ke kota tertentu yang cukup jauh dan ada angkotnya. sebut saja dari kecamatan sukorejo ada bus ke arah kota pekalongan, tentunya melewati banyak sekali kampung dan desa.
- nilai gamesnya adalah hari ini kita coba tempuh perjalanan ke kampung B, besuknya kita minimal harus sampai kampung B juga, syukur besuknya sampai kampung C. Maka lusanya harus sampai di kampung D dan seterusnya.
- Jangan lupa, pulangnya jangan lari/jalan kaki, naik bus saja. Ini akan mengurangi rasa malas kita.